FYI

Terimakasih untuk yang pernah baca tulisan-tulisan saya sebelumnya, 2 tahun terakhir saya jarang aktif menulis, dan setelah sekarang saya pindah ke MANDIRI SEKURITAS / ONLINE saya terpanggil untuk aktif menulis kembali sehingga bisa menemani para newbie (seperti saya) dalam mengenal investasi saham, tentunya dengan harapan bisa bermanfaat.

Wasallam


Dani
Blog www.onlinetradingclub.co.cc
08128110633 / 0815-86435537
PIN BB : 2105FC9A
YM : dun_boston@yahoo.com

FORUM ONLINE TRADING

Rabu, 10 September 2008

Bumi + Batu Bara + Minyak & Margin Call

inilah salah satu petikan Berita tentang BUMI... dari inilah.com

sebenarnya ketika harga minyak sempat naik ke level US$ 147 per barel, harga batubara masih berada di level US$ 158 per ton. Namun, ketika kini harga minyak turun ke level US$ 105 per barel, harga batubara tetap berada di level US$ 161 per barel.

“Ini berarti harga batubara masih tetap tinggi. Penurunan saham batubara tidak menunjukkan penurunan harga komoditasnya,” ujarnya. Bahkan dari awal tahun hingga September 2008, harga batubara terpantau naik hingga 80%.

Menurut Arif, permasalahan turunnya saham komoditas dipicu adanya margin call, yaitu uang jaminan tambahan dari investor untuk menjaga agar nilai jaminan mereka di saham tidak turun.

Selama ini hampir semua investor membeli saham dengan cara margin, atau membeli saham dengan bantuan fasilitas utang. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan keuntungan. Namun, resiko akan muncul, terutama jika harga saham jatuh. Hal ini banyak terjadi pada saham BUMI.

Ketika harga saham BUMI bertengger di posisi terbaiknya, para investor berlomba-lomba meningkatkan kepemilikan sahamnya termasuk dengan menggunakan fasilitas margin. Namun, ketika harga saham BUMI anjlok, investor terkena margin call sehingga dihadapkan pada dua pilihan, yaitu menyetorkan uang tambahan atau menjual saham mereka.

Dengan ketatnya likuiditas, investor sulit menambah dana. Mereka pun akhirnya terpaksa mengambil pilihan menjual saham. Aksi menjual paksa (force sell) inilah yang menyebabkan saham BUMI turun. Kemudian berlanjut pada terpuruknya indeks saham terimbas BUMI yang memiliki kapitalisasi pasar cukup besar.

Kendati demikian, saham BUMI menurut Arif, masih layak dikoleksi untuk investasi jangka menengah. Selain itu ada juga saham lain yang masih mendapat rekomendasi positif yakni PT Perusahaan Gas Negara (PGAS).

Menurut Arif, koreksi yang dialami PGAS tidak terlalu dalam dibanding saham unggulan lain. Hal ini karena serangkaian ekspansi yang dilakukan PGAS akan meningkatkan kinerja dan juga valuasi. Pada perdagangan kemarin, saham PGAS ditutup turun Rp 75 menjadi Rp 2.125.

Selain itu, kebijakan pemerintah yang membebaskan PGAS untuk menentukan harga jual gasnya membuat perseroan bisa melakukan negoisasi dengan pembelinya bahkan memungkinkan menaikkan harga jual.

Saat ini, dengan harga minyak di level US$ 105 per barel, harga gas dunia berada di US$ 7 mmbty. Sedangkan harga gas PGAS masih di level US$ 5,5 per mmbtu. “Saham PGAS masih cukup layak dikoleksi dalam jangka panjang,” imbuhnya.

Saham lain yang direkomendasikan adalah PT Mitra Rajasa (MIRA), terkait finalisasi akuisisi PT Apexindo Pratama Duta (APEX), perusahan pengeboran minyak terbesar di Asia Tenggara.

Aksi perseroan ini akan meningkatkan peluang MIRA untuk memperbesar pendapatan. Apalagi MIRA juga telah mendapatkan kontrak pengeboran minyak senilai Rp 6 triliun hingga 2012.

IHSG pada perdagangan Selasa (9/9) ditutup anjlok 79,246 poin (3,89%) ke level 1.958,652. Perdagangan di seluruh pasar mencatat 57.504 kali transaksi pada volume 2.048 juta lembar saham senilai Rp 3,292 triliun. Sebanyak 17 saham naik, 194 saham turun dan 48 saham stagnan.

Saham-saham yang turun harganya antara lain PT Astra Agro Lestari (AALI) turun Rp 1.700 menjadi Rp 14.250, PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) turun Rp 1.500 menjadi Rp 23.650, PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) turun Rp 800 menjadi Rp 11.450, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) turun Rp 450 menjadi Rp 3.950.

Sedangkan saham-saham yang mencatat penguatan harga antara lain PT Sona Topas (SONA) naik Rp 210 ke Rp 2.000, PT Bisi International (BISI) naik Rp 75 menjadi Rp 3.100, PT Bank Panin (PNBN) naik Rp 20 menjadi Rp 890, dan PT Intiland Development (DILD) naik Rp 10 menjadi Rp 420

Bollinger Band BUMI...

BOLLINGER BAND BUMI

Hari 2 hari kedepan, saya tidak menggunakan konfirmasi TA yang biasa saya gunakan, saya tahu dari TA yang biasa saya gunakan, predikisinya dalam 2 hari kedepan ini BUMI masih rawan dgn harga yang lebih murah, tapi saya justru akan uji karakter 1 parameter saja.., dimana Bollinger ini kalau untuk Exit market.., lumayan ajip, nah klo untuk Masuk Pasaaaar, apakah harus nunggu 2 Chandle untuk TR.

Nb : Tidak untuk Buy or sa

Salam

Dani

ym : dun_boston